Soft news

Pertahankan tradisi, kebudayaan pencak silat (tari pedang) dilakukan setiap setelah prosesi pernikahan suku lembak sukarami.



Bengkulu, 5 November 2016 para pemuda melakukan kegiatan tari pedang atau pencak silat yang sering atau biasa dilakukan saat prosesi pernikahan yang ada di suku lembak sukarami.

Bengkulu sangat kaya akan budaya, salah satunya yaitu tari pedang. Tari pedang adalah kombinasi antara seni tari dan seni beladiri pencak silat. Tari pedang merupakan salah satu budaya adat istiadat masyarakat asli suku Lembak anak dalam kute Bengkulu, dengan menggunakan pedang asli dan diiringi oleh alat musik gendang & serunai yang merupakan alat musik tradisional Bengkulu.

Diperkirakan pada tahun 1950, semenjak dilantiknya Pati Umar menjadi depati atau kepala desa Sukarami Bengkulu. Saat itulah terbentuknya pencak silat ini, karena Pati Umar lah yang mendorong , menggerakkan serta mencentuskan pencak silat ini. Dan ia juga yang menetapkan bahwa pencak silat diadakan sesudah prosesi pernikahan di suku lembak Sukarami.

Tari pedang ini dilakukan pada saat pernikahan adat lembak, seperti yang dilakukan pada hari sabtu kemarin sore tepatnya pukul 14.30 wib sesudah ijab kabul dilaksanakan dirumah salah satu warga yang pernikahannya masih menggunakan adat lembak.

Itu merupakan bukti bahwa masyarakat lembak khususnya sukarami masih melestarikan adat istiadatnya. Walaupun zaman terus berkembang namun masyarakat tidak pernah melupakan tradisi, karena hal ini merupakanwarisan nenek moyang, sesuai dengan kata pepatah “takkan lekang oleh panas, takkan lapuk oleh hujan.

Untuk saat ini pencak silat anak dalam kute Bengkulu tidak hanya digunakan  saat prosesi pernikahan, tapi juga dalam penyambutan dan juga acara-acara besar.



Komentar