Jalan
berlubang di dalam kota semakin banyak
BENGKULU
–
Baru beberapa tahun diperbaiki, jalan-jalan dalam Kota Bengkulu kini mulai
rusak lagi. Kerusakan semakin parah, selain karena musim hujan, akibat
truk-truk bertonase tinggi semakin merajalela melintasi jalan dalam Kota
Bengkulu.
Kerusakan jalan mulai
parah terlihat di Jalan Danau Dendam, Jalan Zainul Arifin, Jalan Semangka,
Jalan Meranti Raya dan Jalan Timur Indah.
Kerusakan jalan ini jelas merupakan kerugian bagi Kota Bengkulu. Sebab,
miliaran dana APBD yang digunakan untuk memperbaiki jalan menjadi mubazir.
Untuk mengatasi soal
truk batubara melintasi jalan kota, memang diperlukan ketegasan Kepala Daerah
sebagai pemangku kebijakan. Pasalnya jika tidak ada tindakan tegas Kota
Bengkulu akan terus dirugikan lantaran pembangunan infrastuktur yang anggaran
besar akan terkesan mubazir. Sementara pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda)
milik Provinsi Bengkulu yang mengatur tentang Jalan Khusus Angkutan
Pertambangan dan Perkebunan tampaknya belum berjalan efektif.
Perusahaan tambang
batubara di kabupaten itu hasilnya hanya didapat kabupaten tersebut (tempat
penambangan). Sedangkan di kota hanya selalu mendapat ruginya saja. Seharusnya
pemerintah provinsi itu lebih peduli pemerintah harus berani bertindak tegas
dalam menjalankan perda itu.
Jika pembangunan jalan
yang selama ini terkesan mubazir, lantaran ketika sudah dibangun setahun
kemudian keadaan rusak parah hanya karena akibat truk besar yang melintasi
jalanan kota. Kalau spesifikasi jalanan kota ini hanya sanggup menahan muatan
maksimal 8 ton saja. Coba lihat sendiri seperti truk batubara itu muatannya
sekitar 15 ton melintasi jalanan kota. Sedangkan jalanan raya kota tidak
sanggup menahan berat tonase seberat itu (15 ton). Jadi yang terjadi jalanan
kota wajar cepat rusak.
Pemerintah Kota
Bengkulu dalam hal pembangunan infrastuktur selalu mengedepankan. Terbukti
setiap tahunnya dana anggaran untuk infrastuktur selalu meningkat. Namun yang
menjadi persoalan dana pembangunan jalan besar, justru berbanding terbalik
dengan lemahnya pengawasan terhadap truk batubara yang melintasi jalanan kota.
Seperti contoh jalan
raya timur indah itu memang baru saja kita perbaiki. Nah tahun ini kembali kita
perbaiki lagi. Namun jika jalanan itu masih tetap dilewati truk kapasitas 15
ton lebih, ya jelas akan cepat rusak. Makanya kita berharap ada pengawasan
ketat terhadap keberadaan truk-truk besar itu.
Komentar
Posting Komentar